Powered By Blogger

14 Januari 2012

Gelombang Dan Bunyi

Pengertian Getaran Dan Persamaan Getaran Harmonis
PENGERTIAN GETARAN
-
Getaran selaras adalah gerak proyeksi sebuah titik yang bergerak melingkar beraturan, yang setiap saat diproyeksikan pada salah satu garis tengah lingkaran. Gaya yang bekerja pada gerak ini berbanding lurus dengan simpangan benda dan arahnya menuju ke titik setirnbangnya.
-
Getaran selaras sederhana adalah gerak harmonis yang grafiknya merupakan sinusoidal dengan frekuensi dan amplitudo tetap.
-
Perioda atau waktu getar (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran lengkap(detik).
-
Freknensi (f) adalah jumlah getaran yang dilakukan dalam satu detik (Hertz).

Hubungan freknensi dan perioda: f = 1/T

PERSAMAAN GETARAN HARMONIS
Simpangan (y)
Kecepatan (Vy)
Percepatan (ay)
y = A Sin q
   = A Sin w t
Vy = dy/dt
      = wA cos wt
ay = dvy/dt
     =d2y/dt2
     = -w2A sin wt
ay = -w2y
A = ampiltudo
       getaran
w = kecepatan
       anguler
w = 2 pf = 2p/T
ymaks = A
(di titik tertinggi )
q = wt = 2pt/T
  = sudut fase
vy maks = wA
(dititik terendah/titik setimbang)
ay maks = w2
(pada saat membalik di titik tertinggi)



Fase, Beda Fase Dan Gaya Penyebab Getaran Harmonis
Fase Getaran : F = t/T= q/360 = q/2p Tidak bersatuan
Beda Fase : DF = F1 - F2 Selisih fase antara due titik yang melakukan getaran selaras

Catatan :
0 < F < 1
Jika F = 1 3/4 dapat ditulis F = 3/4, sehingga q= 2p.3/4 = 270_
F = 2 1/3 dapat ditulis F= 1/3, sehingga q = 2p.1/3 = 120_

Gaya Getaran:
F = m.ay
F = -m.w2.y = -K.y




Energi Getaran Harmonis
Energi kinetik (Ek) : F = t/T= q/360 = q/2p

Energi potensial (Ep) : DF = F1 - F2
Catatan : 0 £ F £ 1
jika F = 1 ¾ dapat ditulis F = ¾, sehingga q = 2p.¾ = 270°

jika F = 2 1/3 dapat ditulis F = ¾, sehingga q = 2p.¾ = 270°

Energi mekanis (EM)
: F = m.ay
F = - mw².y = -K.y

CONTOH GETARAN HARMONIS

Energi Kinetik (Ek)
Energi Potensial (Ep)
Energi Mekanik (EM)
=
=
=
½ m.v² = ½ m.w².A² COS² w.t
½ K.y² = ½ m.w².A² sin² w.t
Ek + Ep = ½ m.w².A²

1. Bandul Sederhana

2. Benda tergantung pada pegas
Perioda Bandul (T)

T = 2p Ö(l/g)

Tidak tergantung massa benda

Gaya Pemulih (F)

F = w sin q
Periode pegas (T)
T = 2p Ö(m/k)
2. Benda tergantung pada pegas
Contoh 1.
Suatu titik materi bergetar harmonis dan menghasilkan energi kinetik sama dengan tiga kali energi potensialnya. Berapakah sudut simpangan pada saat itu ?
Jawab
Ek 3Ep ® ½ mw²A² cos² q = 3. ½ mw²A² Sin²q

[sin q/cos q]² = 1/3 ® tg q = 1/Ö3 ® q = 30°

Contoh 2.

Perioda sebuah ayunan sederhana di permukaan bumi adalah T detik. Bila ayunan ini berada pada suatu ketinggian yang percepatan gravitasinya ¼ percepatan gravitasi di permukaan bumi, maka perioda ayunan menjadi berapa T ?

Periode ayunan : T = 2p Ö(l/g) ® T » Ö(l/g)

T/T= Ö[(l/g')/(l/g)] = Ö(g/g') = Ö(1/¼) = Ö4 = 2 ®T' = 2T




Macam-Macam Gelombang  
- Berdasarkan arah getar:

1. Gelombang transversal Þ arah getarnya tegak lurus arah rambatnya.
2. Gelombang longitudinal Þ arah getarnya searah dengan arah rambatnya.

- Berdasarkan cara rambat dan medium yang dilalui :

1. Gelombang mekanik Þ yang dirambatkan adalah gelombang mekanik dan untuk perambatannya diperlukan medium.

2. Celombang elektromagnetik Þyang dirambatkan adalah medan listrik magnet, dan tidak diperlukan medium.


- Berdasarkan amplitudonya:
1. Gelombang berjalan Þ gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang dilewatinya.
2. Gelombang stasioner Þ gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan.



Persamaan Gelombang Berjalan
y=Asin(awt-kx)
y=A sin 2p/T (t- x/v )
y=A sin 2p (t/T-x/l)

Tanda (-) menyatakan gelombang merambat dari kiri ke kanan
A = amplitudo gelombang (m)
l = v.T = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang (m/s)
k = 2p/l = bilangan gelombang (m')
x = jarak suatu titik terhadap titik asal (m)


Sudut fase
gelombang (q)
Fase
gelombang (F)
Beda fase gelombang (AF)
q = 2p [(t/T) - (x/l)
F = (t/T) - (x/l)
DF= Dx/l =( X2-X1)/l
Contoh:
Sebuah sumber bunyi A menghasilkan gelombang berjalan dengan cepat rambat 80 m/det, frekuensi 20 Hz den amplitudo 10 cm. Hitunglah fase den simpangan titik B yang berjarak 9 meter dari titik A, pada saat titik Asudah bergetar 16 kali !

Jawab:
f = 20 Hz ® perioda gelombang : T = 1/20 = 0,05 detik
panjang gelombang: l = v/f = 80/20 = 4 m

titik A bergetar 16 kali waktu getar t = 16/20 = 0,8 detik


fase titik B:

FB = t/T - x/l
= 0,8/0,05 - 9/4
= 13 ¾
= ¾ (ambil pecahaanya)
simpangan titik B:

YB = A sin 2p (t/T - x/l)
= 10 sin 2p (¾)
= 10 sin 270 = -10 cm
(tanda - menyatakan arah gerak titik B berlawanan dengan arah gerak awal titik A).



 Pelayangan Dan Resonansi
Bunyi termasuk gelombang longitudinal yang dapat merambat pada medium padat, cair atau gas.

PELAYANGAN DAN RESONANSI BUNYI

Pelayangan adalah gejala mengeras dan melunaknya bunyi yang terjadi
secara teratur disebabkan oleh interferensi dua nada yang
frekuensinya berbeda sedikit.

fi ¹ f2 Þ Df = f1 - f2
1 layangan : gejala terjadinya dua pengerasan bunyi yang
berturutan. (1 layangan = keras - lemah - keras).

Resonansi
adalah ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain di dekatnya. Jadi freknensi kedua benda
sama.

f1 = f2 Þ Df = 0 Þ bunyi saling berinterferensi sempurna
(saling menguatkan).  




Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai/tali : Cepat rambat gelombang dalam semua medium(umum) :
v = ÖF/m
F = gaya tegang tali = m.g
gaya beban
m = massa tali / panjang tali = m/l
v= l.f
l = panjang gelombang (m)
f =frekuensi gelombang (Hz)

Cepat rambat gelombang bunyi(longitudinal) dalam : Cepat rambat gelombang bunyi (longitudinal)dalam gas :
zat padat v = ÖE/r
zat cair v = ÖB/r

E = modulus elastis zat padat
B = modulus Bulk zat cair
p = kerapatan medium perambat

v = Ög P/r
P = tekanan gas (N/m2)

Jika perambatan bunyi dalam gas dianggap sebagai proses adiabatik maka
v= Ög RT/M
g = Cp/Cv = kons. Laplace.
r = kerapatan gas
T = suhu mutlak
M = massa satu mol gas(BM)



Sumber Bunyi 
Sumber bunyi (berupa benda-benda yang bergetar) terbagi tiga, yaitu dawai (senar/tali) pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.


SYARAT NADA DASAR ( fo ) PIPA ORGANA TERBUKA =
NADA DASAR ( fo ) DAWAI
L = (n+1/2) l untuk fo Þ n = 0 => L = 1/2 l




Gbr fo dawai


Gbr fo pipa organa terbuka


SYARAT NADA DASAR PIPA ORGANA TERTUTUP


L = (2n+1) l untuk fo ® n = 0 Þ L = ¼l
4


Gbr fo pipa organa tertutup


Gbr gelombang

PERBANDINGAN FREKUENSI NADA-NADA PADA SUMBER BUNYI
Dawai : fo : f1 : f2 = 1: 2 :3 ...
Pipa Organa Terbuka (POB) : fo : f1 : f2 = 1 :2 :3 ...
Pipa Organa Tertutup (POT) : fo : f1 : f2 = 1 : 3 : 5 ...

Catatan : - pada dawai, bagian yang dijepit/ditekan selalu timbul
simpul (s) gelombang. Jadi p < s.
- pada pipa organa, bagian terbuka selalu timbul perut (p)
gelombang sedangkan bagian terlutup selalu timbul simpul
(s) gelombang. Jadi p > s (POB) ; p = s (POT)
- f1 disebut nada atas 1 f2 disebut nada atas 2 dst 



Efek Dopler 
Efek Doppler menjelaskan peristiwa terjadinya perubahan frekuensi yang terdengar (fp) karena adanya gerak relatif sumber dan pendengar.

fp = fs v ± vp
v
± vs
fp = frekuensi pendengar
fs = frekuensi sumber
v = kecepatan bunyi di udara
vp = kecepatan pendengar
vs = kecepatan sumber
Ketentuan :
vp Þ + ¾® pendengar mendekati sumber
0 ¾® pendengar diam
- ¾® pendengar menjauhi sumber

vs Þ + ¾® sumber mendekati pendengar
0 ¾® sumber diam
- ¾® sumber menjauhi pendengar 




Intensitas Dan Taraf Intensitas Bunyi
INTENSITAS BUNYI ( I )

v = kecepatan bunyi di udaravp = kecepatan pendengarvs = kecepatan sumber

Intensitas bunyi (I) adalah jumlah energi bunyi yang menembus tegak lurus bidang per detik.

I = P/A = P/(4pR2)
Þ I » 1/R² P = daya bunyi (watt)
A = luas bidang bole (m² atau cm²)
A = 4p
R = jarak suatu titik ke sumber bunyi
I = 2p² f² A² rv Þ I » I »
TARAF INTENSITAS BUNYI (TI)

TI = 10 log (I/lo)

TI mempunyai satuan desibell (dB)
Io = intensitas ambang
Io = 10E-16 watt/cm² pada frekuensi 100 Hz

Batas intensitas dan taraf intensitas yang dapat didengar pada frekuensi 1000 Hz:

10E-16 £ I £ 10E-4 watt/cm²
0 £ TI £ 120 dB
Contoh 1 :
Dua buah kawat sejenis masing-masing memiliki panjang L den 2L serta tegangan kawat F dan 4F. Jika frekuensi nada dasar dalam kawat yang pendek 60 Hz, tentukan frekuensi harmonik kedua dalam kawat yang lebih panjang !
Jawab:
f = (1/l)Ö(F/m) Þ kedua kawat sama (sejenis)

nada dasar pada kawat pendek : (syarat fo Þ L = ½ l)
fo =½ L Ö(F/m) = 60 Hz Þ F2 = 4F; L2 = 2L

nada kedua pada kawat panjang: (syarat f2 Þ L2 = 3/2l)
f2 = 3/(2 L2) Ö(F2/m) = 3/2.1/(2 L2).Ö(F/m)
f2 = 3/2.2.1/(2L) Ö(F/m) = 3.60 = 180 Hz

Contoh 2 :

Nada dasar yang dihasilkan oleh seutas dawai sama dengan nada atas kedua yang dihasilkan oleh pipa organa tertutup. Hitung perbandingan panjang pipa organa tertutup terhadap panjang dawai !

Jawab :

Dawai : fO Þ Ld = 1/2 ld
ld = 2 Ld

POT : f2 Þ LT
= 5/4lT
lT = 4/5 LT
Þ
fo = f2
v/ld = v/lT


1/(2 Ld) =
5 LT
/4
LT/LD = 2×5 /4 = 5:2
Contoh 3 :
Kebisingan dari sebuah mesin tik sama dengan 70 dB. Berapa dB kebisingan suatu kantor akibat 100 buah mesin tik ?

Jawab :
Anggap intensitas satu mesin tik = I1
maka intensitas 100 mesin tik = I2 = 100 I1,

Cari penambahan kebisingan akibat 100 mesin tik :
DTI = 10 log I2/I1 = 10 log 100 I1/I1 = 20 dB
Jadi kebisingan 100 mesin tik adalah : TI2 = TI1 + DTI = 90 dB




 
 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar